Jumat, April 19
Shadow

GRUP EBEG ‘TURONGGO PRANA MUKTI’ GOTONG ROYONG LESTARIKAN SENI BUDAYA WARISAN LELUHUR.

Grup Ebeg Turonggo Prana Mukti pentas di halaman Lembah Temu Agung Agro Karang Penginyongan (AKP) Minggu 8/11. (SH)

Selarasindo.com–Grup Ebeg  “Turonggo Prana Mukti” berdiri pada Januari 2016, beralamat di  RT 5 RW 7 Desa Ajibarang Kulon kecamatan Ajibarang Banyumas. Kini beranggotakan 30 orang usia antara 17-50 tahun. Mereka berasal dari berbagai desa di kecamatan Ajibarang.

Minggu 8 Nopember 2020 tampil di wahana wisata edukasi Agro Karang Penginyongan (AKP) di desa Karangtengah Cilongok Banyumas.

Sesaat sebelum pentas Triyono (33) ketua grup Ebeg tersebut menuturkan,  tujuan pentasan di AKP ini dalam rangka melestarikan seni dan budaya warisan leluhur yakni seni Ebeg yang di tengah musim Pandemi ini jarang pentas.

Triyono (33) Ketua Ebeg Turonggo Prana Mukti (paling kanan) bersama para tokoh seniman Ebeg kabupaten Banyumas. (SH)

Pementasan ini merupakan hasil gotongroyong anggota, baik pemain, pengiring, penimbul  maupun pesinden. Mereka sepakat untuk bekerjasama menjaga seni Ebeg ini agar tetap lestari.

Sebelum adanya wabah virus Corona, Turonggo Mukti Lestari sering pentas baik dalam acara hajatan maupun gebyag. Antara lain di desa Sibangkong, Tawangan Jingkang, Pandansari dan lainnya.

Gotong royong.

Hingga saat ini grup Ebeg Turonggo Prana Mukti masih bersifat mandiri. Maka untuk biaya latihan hingga pentas  hasil gotong royong, patungan dari para anggota. Dari hasil patungan itu selain untuk biaya pentas, juga untuk membeli perangkat ebeg dan pakaian. Sedangkan untuk gamelan masih pinjam karena belum punya.

”Selama ini kami berjalan apa adanya sebatas kemampuan,” ujar Triyono. Sedangkan untuk pelatihnya juga bersifat suka rela.

“Grup Ebeg Turangga Prana Mukti secara resmi dan sudah terdaftar sebagai anggota Pakumas.”ujar Triyono lagi.

Dikatakan oleh Triyono, ia sudah mengajukan bantuan kepada pemerintah khususnya desa. Namun hingga saat ini belum ada kabar.

“Mungkin karena sedang ada wabah Corona sehingga belum bisa membantu kami. Semoga ke depan pemerintah desa mau menyisihkan anggarannya untuk pengadaan gamelan,”ujarnya berharap.

 

Triyono pemain ebeg kawakan ikut meriahkan pentas Ebeg Turonggo Prana Mukti di AKP Minggu 8/11. (SH)

Pengunjung terus berdatangan.

Meski pagi hari sempat diguyur hujan, namun usai Dhuhur cuaca di kawasan AKP terang sehingga pentas bisa digelar. Penonton pun berdatangan. Siang itu pentas Ebeg juga dimeriahkan oleh Ki Dalang Guntur dan Sinden Susi.

Salah satu pengunjung yang juga pemain ebeg yang sudah sepuh Ki Triyono (sekitar 70 tahun) juga ikut menampilkan  tarian Blendrong Kulon yang dilanjutkan dengan Ricik-Ricik Banyumasan.

Usai menari saat mau istirahat,  tanpa disangka ia kerasukan (Mendem). Suasana ini cukup mengejutkan penonton. Karena meski usia senja namun masih aktif  dan dalam berkesenian secara total.

Teaterikal Anoman Obong.

Hal yang berbeda dengan grup ebeg lainnya,  Turangga Prana Mukti dalam pentas tersebut juga menampilkan seni teaterikal dengan mengangkat lakon wayang “Anoman Obong” yang didalamnya mengandung ajaran agar manusia bisa menahan diri dari hawa nafsu. Dengan kebersihan hati, sifat angkara murka yang digambarkan sebagai api tidak bisa mengalahkannya.

“Seni Ebeg bukan sebatas tontonan, namun didalamnya mengandung unsur wewarah atau

tuntunan,” ujarnya.  (Saring Hartoyo).

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.