Kamis, Desember 12
Shadow

PROF H. SUMARYOTO TERPANGGIL UNTUK MEMBANTU TINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAH KELAHIRANNYA.

Prof. H. Sumaryoto Rektor Unindra PGRI Jakarta usai peresmian Biogas Terpadu (Eduwisata) desa Banyumudal kecamatan Buayan Kebumen, Sabtu 20/1/24.(sh).

Selarasindo.com–Prof H. Sumaryoto dan team Geopark Unindra PGRI Jakarta, Sabtu 20/1/25 pulang kampung ke desa Banyumudal kecamatan Buayan, kabupaten Kebumen, Jateng.

Kepulangannya ke desa kelahirannya itu sekaligus dalam rangka peresmian Biogas Terpadu Eduwisata yang akan diresmikan oleh Bupati Kebumen H. Arif Sugianto SH MH.

Sejak pagi hingga siang hari, di wahana Biogas Terpadu (Eduwisata) banyak pengunjung baik tamu undangan maupun warga sekitar. Tamu undangan sejak pagi disuguhi seni karawitan oleh siswa siswi kelas 3 SDN 01 Banyumudal yang diasuh oleh ibu Warsih SPd.

Wahana Biogas Terpadu (Eduwisata) di atas lahan sekitar 1600 m2 dengan aneka peternakan dan pertanian yang limbahnya diolah jadi biogas. (sh). 

Pada acara sambutan, selaku yang punya hajat Prof H. Sumaryoto menyampaikan ungkapan terima kasih atas kehadirannya Bupati Kebumen dan jajarannya, Kepala Stasiun TVRI dari berbagai propinsi, Camat Buayan dan jajaran serta team Geopark UNINDRA PGRI Jakarta.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran bapak bupati Kebumen dan jajarannya serta tamu undangan lainnya dalam rangka peresmian Biogas Terpadu (Eduwisata) desa Banyumudal ini.” ujarnya.

Bupati Kebumen H.Arif Sugianto SH, MH didampingi Prof.H. Sumaryoto dan tim Geopark Unindra PGRI Jakarta saat meninjau lokasi pembuatan Biogas Terpadu desa Banyumudal, Sabtu 20/1024.(sh)

Prof H. Sumaryoto dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa dibangunnya wahana Biogas Terpadu ini bermula pada tahun 2018.

“Saat itu tahun 2018 saya diundang oleh Bupati Kebumen KH Yasiz Mahfudz. Sebagai perantau (diaspora) dari Kebumen saya diminta oleh Bapak Bupati untuk ikut membantu masalah  yang memprihatinkan. Kebumen saat itu tercatat sebagai daerah termiskin ke 2 dari bawah.” kenangnya.

Hasil Biogas Terpadu yakni biogas, pupuk padat dan pupuk cair dibagikan kepada masyarakat sekitarnya. (sh).

Dari situ lanjutnya, sebagai putra daerah Prof H. Sumaryoto merasa terpanggil dan dalam hati bertanya. “Kena apa Kebumen mendapat predikat sebagai daerah termiskin. Padahal jika dilihar dari potensi alamnya subur, pantai juga punya, pegunungan punya, daratan dan sawah juga punya, Tapi mengapa sebagai daerah termiskin? Mengapa, ada apa?,” ujarnya dalam hati.

Saat itu lanjutnya, desa Karangsambung dan Karangbolong ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional. Karena ia diminta bantuan oleh Bupati untuk ikut berupaya mengatasi hal itu maka ia kemudian merasa terpanggil.

“Sebagai putra daerah kami terus berupaya untuk berkontribusi antara lain dengan menyusun masterplant atau rencana induk Geopark Nasional untuk menuju UNESCO. Dan master plant tersebut sudah sampai ke UNESCO, dan kini tinggal menunggu selangkah lagi.”ujarnya menutup sambutannya.

Usai sambutan2, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan pengguntingan pita pintu menuju ke area biogas Terpadu yang berada diatas lahan sekitar 1600 m persegi ini.

Siswa siswi kelas 3 SDN 01 Banyumudal didampingi ibu Warsih SPd selaku guru seni saat pentas seni Karawitan dalam acara peresmian Biogas Terpadu desa Banyumudal Sabtu 20/1/24.(sh)

Karawitan dan pentas wayang kulit. 

Pagi hingga Siang tamu undangan dihibur pentas karawitan oleh siswa siswi kelas 3 SDN 01 Banyumudal. Sore harinya tamu undangan dihibur dengan pentas wayang kulit dalang milenial Rafi Ramadhan kelas 1 SMA dengan lakon Gatotkaca Winisuda dan malam harinya pentas wayang kulit oleh dalang milenial Herjuno Pramariza Fadlansyah dengan lakon Gondomono Sayemboro. (Saring Hartoyo)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.