Selarasindo.com—Sutradara Imam Tantowi menggarap film kolosal ‘Saur Sepuh’ yang akan dikenang sepanjang sejarah perfilman di Tanah Air.
Aktor Fendi Pradana mengaku sudah lama ingin sekali bertemu dengan Imam Tantowi, sutradara film kolosal ‘Saur Sepuh’, apalagi mendengar kabar sang sutradara diamputasi, tapi baru kesampaian bertemu pada hari Selasa (29/10/2024) di rumah sutradara handal kelahiran Tegal yang asri nan nyaman di Perumahan Islamic Village, Tangerang. Sebuah pertemuan yang berbuah nostalgia pada produksi film yang diadaptasi dari sandiwara radio ‘Saur Sepuh’ yang ditulis oleh Niki Kosasih begitu sangat fenomenal. Ceritanya berlatar Nusantara pada zaman kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
“Selalu setiap saya ke kantor PH film ‘Saur Sepuh’, produser meminta saya untuk berdoa, “ kata Imam Tantowi mengawali pembicaraan.
Lebih lanjut, Imam Tantowi menerangkan bahwa beban mental dirinya lebih besar daripada sang produser. “Saya membawai ribuan pemain dengan biaya produksi film sekitar satu setengah milyar, “ terang Sutradara Terbaik dalam film Soerabaia 45 pada FFI 1991.
“Ketika itu biaya produksi film biasa hanya sekitar 250 juta, “ imbuhnya.
Menurut Imam, saat film ‘Saur Sepuh’ tayang, mulai dari jam dua siang ternyata penontonnya membludag. “Kemudian, jam lima sore penontonnya juga membludag hingga tujuh petang dan sembilan malam, “ ungkapnya bangga.
Imam menyampaikan saking membludagnya penonton sampai ada penambahan jam penayangan film ‘Saur Sepuh’, yaitu jam 12 main dan jam 2 dini hari.
Tapi sayangnya, kata Imam. keuntungan tidak banyak karena biaya produksinya juga besar.
“Barulah pada sekuel film ‘Saur Sepuh’ ke-3 karena sudah dimenej biaya produksinya, “ ‘bebernya.
Imam mengaku sebenarnya ia khawatir film ‘Saur Sepuh’ yang digarap kalah bersaing dengan sandiwara radionya sudah berat. “Karena itu saya perlu mendatangkan seribu kuda dan juga pasukan gajah sampai-sampai Pak Handi, produsernya, kaget, tapi mau bagaimana lagi agar film ‘Saur Sepuh’ ekspektasinya bisa melebihi sandiwara radionya. “ tandasnya.
Adapun, Fendi Pradana mengaku kemana-mana banyak orang memanggilnya ‘Brama Kumbara’, betapa perannya dalam film ‘Saur Sepuh’ begitu sangat melekat dengan dirinya. “Pada waktu saya ke Bali, yang saya kira tidak ada orang mengenali, ternyata juga banyak orang memanggil-manggil saya ‘Brama Kumbara’,” ungkap Aktor Terbaik Film Cerita Lepas ‘Surat Cinta untuk Reformasi’ FFI 2005 ini tampak begitu sangat bersemangat.
Fendi main film ‘Saur Sepuh’ sebagai Brama Kumbara ternyata tidak melalui casting, tapi langsung dipanggil. “Saat itu saya sedang syuting film ‘Malam Satu Suro’, memang syutingnya lebih dulu film ‘Malam Satu Suro’, tapi tayangnya lebih dulu film ‘Saur Sepuh’ jadi film ‘Saur Sepuh’ adalah film pertama saya, “ pungkasnya sumringah.
Sejarah mencatat, film ‘Saur Sepuh; Satria Madangkara’ meraih penghargaan Piala Citra Kategori Penyunting Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1988. Film ‘Saur Sepuh juga menjadi nominasi untuk penata musik dan penata artistik terbaik FFI 1988.(Masdjo/sh)