Jumat, April 19
Shadow

TITUT AJAK DO’A BERSAMA UNTUK KEUTUHAN NKRI.


Selarasindo.com–Titut Edi Purwanto (55) adalah sosok multi talenta, ia dikenal sebagai seorang seniman dan budayawan. Namun dikalangan kaum agamis, ia juga sering diminta untuk berdakwah baik di masyarakat umum maupun dunia pendidikan.

Seperti halnya Sabtu 2 Juni 2018 lalu, ia diminta untuk mengisi kultum (kuliah tujuh menit) dalam acara peringatan Hari Kelahiran Pancasila & Buka Bersama Grafika Group di Hotel Grafika Gombong. Hadir dalam acara tersebut mantan wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, AKBP Susilo, Drs. H.Sugiharto, Ir. H. Joko Sutrisno, Krus Harto dari Cipendok, Muspika kecamatan Sempor yang diwakili oleh Priwanto dan karyawan karyawati Grafika Group Gombong serta dihibur oleh grup A- Plus dari Gombong. Titut dalam menyampaikan kultumnya memilih menggunakan bahasa campuran yakni Indonesia dan Penginyongan atau Banyumasan.

“Saya tampil di sini bukan atas kemauan saya sendiri tapi atas perintah Pak Koeswintoro supaya menyampaikan kultum.” ujar Titut saat membuka kultumnya.

Membangun kebersamaan manjaga ketutuhan NKRI

Baginya moment seperti adalah acara Peringatan hari Lahir Pancasila dan Tasyakuran Buka Bersama Grafika Group merupakan moment yang luar biasa. Semua berkumpul di sini dalam upaya membangun kebersamaan seperti yang diharapkan oleh para leluhur kita. Kita semua dibawah naungan dasar negara Republik Indonesia yakni Pancasila.

Sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambangnya adalah Burung Garuda yang dibawahnya tertukis Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetap satu Indonesia.

Bagi Pak Liem, berjuang demi keutuhan dan pelestarian NKRI dengan menanamkan rasa cinta air kepada generasi penerus bangsa bukan hal baru.

“Saya juga heran kepada beliau pak Liem. Walau usia sudah sepuh dengan kondisi yang sedang kurang sehat, toh tetap bersemangat menggelar acara peringatan hari besar nasional seperti pada malam hari ini,” tuturnya.

Selain mengumpulkan karyawan dan tokoh masyarakat, pada malam hari ini Pak Liem membagikan 500 zakat untuk 500 orang yakni untuk pedagang asongan, para penyandang tuna netra (Pertuni), Anggota AMPI dan masyarakat sekitarnya.

“Berkumpulnya saudara sekalian membuat Pak liem merasa bahagia. Kehadiran tamu undangan ini untuk diajak berdoa bersama agar negara yang kita cintai ini selalu aman damai dan sentosa serta rakyatnya sejahtera.: ujarnya.

Kita merasa prihatin. Belakangan ini ada yang mengebom tempat ibadah, menewaskan dan menciderai banyak orang. Dengan berkumpul seperti ini marilah kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga para teroris diberi kesadaran dan kita semua diselematkan dari mara bahaya dari ulah para teroris, lanjutnya.

Mumpung masih di atas bumi.
Selanjutnya Titut mengingatkan bahwa kita semua yang masih hidup masih berada di atas bumi. Namun nanti , besok atau kapan saya tidak tahu. Kita semua akan pindah ke bawah bumi. Oleh karena itu ia mengingatkan kepada kita semua. Ketika masih diberi kesemapatan untuk hidup janganlah sombong, jangan merasa benar sendiri, jangan merasa pinter sendiri.

“Yang penting marilah hidup bersama, menikmati dan mensyukuri Indahnya Kebersamaan. Perbedaan adalah anugerah,” ujarnya mengingatkan.

Bagi yang muda maupun lanjut usia, marilah kita sama-sama selalu saling mengingatkan agar kita senantiasa eling . Karana kematian itu pasti tapi tidak ada yang tahu kapan datangnya.

“ Kalau pun nanti kita dipanggil oleh Nya, mudah mudahan mati yang khusnul khotimah,” ujarnya.

Di akhir Kultumnya Titut berharap. Sebagai umat Islam jadilah umat Islam yang kuat dalam berpegang pada akidah agama. Jangan menggunakan pembenarannya sendiri.

Doa untuk Pak Liem.
Semoga kita semua diberikan jalan hidup yang berkah. Khususnya kepada Pak Liem (Koeswintoro) yang sedang memiliki pekerjaan besar yakni membangun Taman Agro Wisata seluas 4 hektar di desa Karang Tengah Cipendok Banyumas.

“Semoga beliau diberikan kekuatan lahir dan bathin serta diberi hidayah untuk bekal kembali kepada Yang Maha Kuasa. Dengan bekal ‘karcis’ atau tiket agama yang akan mengantarkan ke pintu sorganya kelak.” Amien. (Saring hartoyo)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.