Rabu, Oktober 9
Shadow

SMP NEGERI 1 CIMANGGU, TANAMKAN KARAKTER DISIPLIN

Selarasindo.com—Jika melintas dari arah Karang Pucung  sekitar 10 km ke Majenang, kita akan melintasi bangunan sekolah megah berada di selatan jalan. Inilah SMP Negeri 1 Cimanggu kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Sekolah dengan jumlah murid 834 siswa ini cukup strategis, di tepi jalan raya yang menghubungkan Karang Pucung dan Majenang atau tepatnya di jalan Cilempuyang 198.

Tak heran jika sekolah ini menjadi favorit meski harus berkompetisi dengan 9 sekolah swasta setara. Dari waktu ke waktu sekolah ini terus berbenah baik di bidang SDM, sarana maupun prasarananya. Sejak sekolah ini dipimpin oleh Tuyo SPd tepatnya pada akhir Agustus 2014, telah mengalami perubahan yang cukup signifikan

Ketika masuk ke ruang tamu, dihadapkan dengan sederetan piala ujud dari prestasi yang diraih anak didiknya baik akademis maupun non akademis. Mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga propinsi. Ini merupakan bukti bahwa meski sekolah yang mayoritas siswanya dari pedesaan,  jika dikelola dengan  bagus maka akan menghasilkan anak didik berprestasi.

“Ketika  pertama memangku sekolah ini yang kami utamakan adalah merubah kebiasaan.  Dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Meski tidak mudah namun kami yakin jika dilakukan sepenuh hati tentu ada hasilnya,” ujar Toyo SPd kepala SMP Negeri 1 Cimanggu kabupaten Cilacap Jawa Tengah dalam bincangannya dengan Selarasindo.com di ruang kerjanya Kamis 14 / 4.

Diakui olehnya sebagai pimpinan tidak mudah untuk merubah kebiasaan. Namun setelah disampaikan baik secara umum maupun tertutup di ruang kerjanya akhirnya perubahan itu bisa diterima. Sebagai pemimpin ia berupaya untuk bersikap terbuka dalam menampung aspirasi, kritik maupun saran  baik dari para pendidik maupun dari tenaga kependidikan di sekolah ini  ia terima, kemudian dicarikan jalan keluarnya.

Kedisiplinan.

Menurutnya, sebagai pimpinan ia berpegang pada prinsip Ing Ngarso Sung Tulodho (Pemimpin adalah panutan). Untuk masalah kedisiplinan ia berupaya menjadi contoh. Setiap pagi ua datang 15-30 menit lebih awal. Dengan begitu maka baik staf, pengajar maupun siswa-siswinya merasa tidak enak sehingga yang semula sering telambat akhirnya berupaya tepat waktu.

“Mendidik kadang tidak cukup hanya dengan kata-kata. Tapi memberikan contoh adalah lebih utama, ” ujar ayah dua anak yang memiliki hoby olah raga dan seni suara ini.

Setiap pagi menjelang menjelang jam kerja diadakan apel pagi. Mereka dikumpulkan untuk evaluasi dan menyiapkan program yang akan dilaksanakannya hari itu. Dalam apel pagi ini diawali dengan doa bersama dilanjutkan pembekalan dan kemudian keluar bersama menuju ruang kerjanya masing-masing.

 ‘Mungkin pada awalnya ada yang merasa berat. Namun setelah dilaksanakan kini sudah menjadi kebiasaan dan hasilnya pun kini bisa dirasakan,” paparnya lagi seraya mengatakan bahwa pada prinsipnya ia ingin menggerakkan potensi yang dimiiliki baik guru staf maupun anak didiknya agar mencapai yang ditargetkan yang mendidik agar anak berprestasi.

Dalam memimpin sekolah ini ia berpegang sesuai dengan Tupoksinya sehingga tidak tumpang tindih dalam penugasannya.  Ia berupaya untuk tidak terlalu banyak bicara namun lebih mengutamakan kerja, kerja dan kerja.

Upaya untuk menanamkan kedisiplinan bagi anak didik maupun tenaga kependidikan juga tidak hanya mengandalkan kata-kata. Sekolah ini juga membangun pintu gerbang dan pos keamanan. Jika sudah masuk jam pelajaran pintu masuk sekolah ini ditutup. Dengan begitu baik anak didik  guru maupun karyawan yang terlambat akan ketahuan. Selain pintu gerbang itu juga untuk mengantisipasi anak didik keluar terlalu jauh pada saat jam istirahat dan jangan keluar area sekolah sebelum jam pulang.

“Dan yang utama lagi adalah menjaga aspek keamanan. Dulu pernah ada barang hilang. Setelah ada pintu gerbang kini lebih aman,” ujarnya lagi.  (Saring Hartoyo)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.